Dolar AS terus mendominasi sistem keuangan global, menurut para analis terkemuka. Banyak pakar yang mencatat kembalinya kejayaan dolar di panggung keuangan global setelah prediksi penurunan yang berkepanjangan terbukti salah. Investor telah merevisi sejumlah strategi yang sebelumnya hanya mengantisipasi dominasi dolar dalam jangka pendek dan penurunan tajam dalam perdagangan global pada awal tahun 2024. Berkat perekonomian AS yang kuat dan inflasi yang terus tinggi, situasinya telah berubah secara dramatis. Federal Reserve kini terus berjuang melawan inflasi, menunda antisipasi penurunan suku bunga. Dana Moneter Internasional (IMF) juga telah menyesuaikan perkiraannya. Kini, mereka memperkirakan produksi AS akan tumbuh dua kali lebih cepat dibandingkan negara-negara G7. Situasi ini kemungkinan akan meningkatkan imbal hasil saham dan obligasi, sehingga meningkatkan daya tarik USD, terutama di tengah gejolak geopolitik. Menurut Bloomberg, indikator sentimen trader saat ini menunjukkan bahwa pesimisme yang khas pada awal tahun 2024 telah digantikan oleh optimisme terhadap dolar. Pergeseran ini mendorong banyak pakar keuangan untuk mempertimbangkan kembali strategi mereka sebelumnya terkait greenback, yang terus menguat. Para ahli strategi mata uang di UBS Asset Management tetap optimis terhadap USD, bertaruh pada mata uang Amerika yang terus meningkat meskipun nilainya meningkat 20%. Para analis di Wells Fargo juga optimis terhadap prospek dolar, memperkirakan pertumbuhannya akan terus berlanjut hingga tahun 2025. Kekuatan dan dominasi dolar yang bertahan lama berasal dari popularitasnya yang besar. Banyak negara merasa perlu membeli dolar ketika mereka bergulat dengan lonjakan inflasi, sementara negara-negara lain tidak bisa mengimbangi pertumbuhan ekonomi Amerika.